Pada umumnya hanya ada 2 timer yang paling sering digunakan saat merancang aplikasi yakni timer on delay dan timer off delay. Selain kedua timer utama tersebut, ada dua buah timer khusus yang sering digunakan, misalnya flicker, flasher. Zeliosoft menyediakan sekitar 11 jenis timer. Sehingga para pengguna dapat merekayasa aplikasi sekuensial dengan memanfaatkan berbagai jenis timer yang tersedia. Timer-timer ini berfungsi untuk memberi jeda (delay) dalam setiap aksi-aksi kontrol selama periode yang ditentukan. Gambar 2.17 memperlihatkan tampilan timer-timer yang disediakan oleh Zeliosoft.
WHAT'S NEW?
Loading...
TIMER PADA ZELIO SMART RELAY
Gambar 2.17 Jenis-jenis Timer
1. Timer Function A: Active, control held down
10. Timer Function L: Flasher Unit, control held down asynchronous
Timer jenis ini sering disebut dengan Timer On Delay, dimana bekerjanya
kontak dari timer ditunda sekian satuan waktu yang telah diseting. Perhatikan
gambar timming diagram:
Gambar 2.18 Timming diagram dari Timer Function A
Keterangan :
- TTx = Coil dari timer
- Tx = kontak timer
- t = nilai waktu timer
- x = menunjukkan timer ke-sekian
Dari gambar dapat dilihat bahwa coil timer berlogika high, namum kontak
dari timer belum berlogika high. Setelah sekian satuan waktu (t) kontak baru
berlogika high. Dari gambar juga dapat dilihat bahwa matinya kontak bersamaan
dengan matinya coil. Pada timer ini yang diatur hanyalah waktu penundaan
bekerjanya kontak, lamanya kontak bekerja tidak diatur. Apabila waktu yang telah
ditentukan belum dicapai atau kontak belum bekerja tetapi coil sudah mati maka
timer akan restart secara otomatis.
2. Timer Function a: Active, Press start / stop
Prinsip kerja dari Timer ini berbeda dengan Timer Function A: Active,
control held down. Untum melihat perbedaannya perhatikan gambar:
Gambar 2.19 Timming Diagram Timer Function a: Active, Press start / stop
Keterangan :
- TT = Coil dari timer
- RT = Coil Reset timer
- T = kontak timer
- t = nilai waktu timer
- x = menunjukkan timer ke-sekian
Dari gambar dapat di lihat bahwa untuk mengaktifkan timer atau memulai
hitungan timer (t) hanya diperlukan satu pulsa pada coil (TT). Bersamaan dengan
naiknya logic pada coil saat itu juga lah timer mulai bekerja. Untuk mematikan
kontak timer setelah dia bekerja kita harus member 1 pulsa kepada timer melalui
coil reset timer (RT). Reset timer juga dapat digunakan mereset nilai timer
kembali ke hitungan 0 walau kontak timer belum bekerja.
3. Timer Function C: Off Delay
Berkebalikan dengan fungsi timer-timer yang dibahas sebelumnya, timer ini
akan menunda matinya kontak selama sekian satuan waktu yang ditentukan.
Perhatikan timming diagramnya pada gambar di bawah.
Gambar 2.20 Timming diagram Timer Function C: Off Delay
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Kontak (Tx) ikut bekerja bersamaan
dengan aktifnya Coil (TTx), namun saat Coil mati kontak masih tetap hidup
sampai dengan waktu yang telah ditentukan (t). nilai waktu mulai aktif bersamaan
dengan matinya Coil. seperti pada pembahasan sebelumya, sebaiknya pembaca
melakukan percobaan agar lebih memahami prinsip kerja dari Timer Function C:
Off Delay.
4. Timer Function B: On pulse one shot
Timer Function B adalah timer yang aktif sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Kontak (Tx) akan mulai aktif bersamaan dengan aktifnya Coil (TTx). Aktifnya kontak hanya membutuhkan 1 pulsa sesaat dari Coil. Kita juga dapat
mereset timer ini dengan menambahkan Coil Reset (RT). Lebih jelasnya lihat
gambar timming diagramnya di bawah.
Gambar 2.21 Timming diagram dari Timer Function B
5. Timer Function W: Timing afte pulse
Berbeda sedikit dengan Timer Function B, kontak (Tx) timer ini mulai
bekerja bersamaan dengan akhir dari pulsa pada Coil (TTx). Lama waktu aktifnya
kontak berdasar pada nilai waktu yang kita atur (t). Kita juga dapat mereset timer
ini dengan menambahkan Coil Reset (RT). Lebih jelasnya lihat gambar timming
diagramnya di bawah.
Gambar 2.22 Timming Diagram Timer Function W
6. Timer Function D: Symmetrical flasing
Timer ini merupakan timer yang kontaknya (Tx) hidup dan mati selama
terus menerus selama Coil timer (TTx) aktif. Seperti timer lainnya durasi (t)
hidup dan mati timer dapat diatur. Timer ini dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit pulsa atau sumber clock. Penerapannya dapat digunakan bersama
dengan counter (pencacah). Lebih jelasnya lihat gambar timming diagramnya di
bawah.
Gambar 2.23 Timming diagram Timer Function D
7. Timer Function PD: Symmetrical flasing, Start / Stop one pulse
Prinsip kerja timer ini hampir sama dengan Timer Function D, sama-sama
menghasilkan pulsa. Yang membedakan adalah agar bekerja timer ini hanya
membutuhkan 1 pulsa dari Coil (TTx) sedangkan untuk mematikan juga hanya
membutuhkan 1 pulsa dari Coi Reset (RTx). Durasi (t) antar pulsa juga dapat
diatur.
Gambar 2.24 Timming Diagram Timer Function PD
8. Timer Functin T: Time on addition
Kontak (Tx) dari timer ini akan aktif apabila jumlah akumulasi waktu
aktifnya Coil (TTx) sama dengan nilai waktu yang diatur pada timer (t). Misalnya
waktu timer diatur 10 detik, pada kesempatan pertama Coil sempat aktif 2 detik.
Nilai 2 detik tersebut akan disimpan dan akan dijumlahkan dengan nilai waktu
pada kesempatan berikutnya. Setelah jumlah akumulasi aktifnya Coil mencapai
nilai waktu yang diatur pada timer maka Kontak timer akan bekerja. Tombol reset
berfungsi untuk mereset waktu yang sudah berputar pada timer. Perhatikan
gambar timming diagram dari Timer Function T dibawah. Agar lebih memehami
cara kerja dari timer ini sebaiknya Anda mencoba membuatnya langsung dan
mensimulasikannya.
Gambar 2.25 Timming diagram Timer Function T
9. Timer Function AC: A/C
Timer ini merupakan timer gabungan dari Timer Function A dan Timer
Function C. Karakteristik dari timer ini adalah menunda hidup dari kontak timer
sekaligus menunda matinya. Namum besarnya nilai menunda hidup dan nilai
menunda mati berbeda, ada 2 nilai waktu yang harus diubah. Perhatikan gambar
timming diagram dari Timer Function AC dibawah.
Gambar 2.26 Timming diagram Timer Function AC
Timer Function L mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan Timer
Function D, dimana sama-sama menghasilkan pulsa pada kontak (Tx) selama Coil
(TTx) aktif. Yang membedakan diantara keduanya adalah bahwa pada Timer
Function L durasi aktif (tA) dan durasi mati (tB) dapat diatur berbeda karena
besarnya tA dan tB diatur sendiri-sendiri. Perhatikan gambar timming diagram
dari Timer Function L dibawah.
Gambar 2.27 Timming diagram Timer Function L
11. Timer Function I: Flasher Unit, Press to start / stop
Timer ini bekerja seperti Timer Functio L, kedua timer ini sama-sama
menghasilkan pulsa pada kontak (Tx) dengan nilai tA dan tB berbeda yang
membedakan adalah untuk mengaktifkan timer ini Coil (TTx) hanya perlu diberi
1 pulsa. Sedangkan untuk mematikan diperlukan 1 pulsa pada Coil Reset (RTx).
Perhatikan gambar timming diagram dari Timer Function I dibawah.
Gambar 2.28 Timming diagram Timer Function I
0 komentar:
Posting Komentar