/***************************************** Anti Copy ******************************************/
Belajar Memang Membuat Lelah,
Namun Jika Tidak Pernah Belajar,
Maka Suatu Hari Nanti Hidup Kita Akan Jauh Lebih Melelahkan
WHAT'S NEW?
Loading...

TIMER PADA ZELIO SMART RELAY

Pada umumnya hanya ada 2 timer yang paling sering digunakan saat merancang aplikasi yakni timer on delay dan timer off delay. Selain kedua timer utama tersebut, ada dua buah timer khusus yang sering digunakan, misalnya flicker, flasher. Zeliosoft menyediakan sekitar 11 jenis timer. Sehingga para pengguna dapat merekayasa aplikasi sekuensial dengan memanfaatkan berbagai jenis timer yang tersedia. Timer-timer ini berfungsi untuk memberi jeda (delay) dalam setiap aksi-aksi kontrol selama periode yang ditentukan. Gambar 2.17 memperlihatkan tampilan timer-timer yang disediakan oleh Zeliosoft.


Gambar 2.17 Jenis-jenis Timer

Pada smart relay zelio logic terdapat 11 jenis function timer dan setiap function memiliki fungsi yang berbeda, antara lain :

1. Timer Function A: Active, control held down
Timer jenis ini sering disebut dengan Timer On Delay, dimana bekerjanya kontak dari timer ditunda sekian satuan waktu yang telah diseting. Perhatikan gambar timming diagram: 


Gambar 2.18 Timming diagram dari Timer Function A

Keterangan : 
- TTx = Coil dari timer 
- Tx = kontak timer 
- t = nilai waktu timer 
- x = menunjukkan timer ke-sekian

 Dari gambar dapat dilihat bahwa coil timer berlogika high, namum kontak dari timer belum berlogika high. Setelah sekian satuan waktu (t) kontak baru berlogika high. Dari gambar juga dapat dilihat bahwa matinya kontak bersamaan dengan matinya coil. Pada timer ini yang diatur hanyalah waktu penundaan bekerjanya kontak, lamanya kontak bekerja tidak diatur. Apabila waktu yang telah ditentukan belum dicapai atau kontak belum bekerja tetapi coil sudah mati maka timer akan restart secara otomatis. 

2. Timer Function a: Active, Press start / stop 
Prinsip kerja dari Timer ini berbeda dengan Timer Function A: Active, control held down. Untum melihat perbedaannya perhatikan gambar: 

Gambar 2.19 Timming Diagram Timer Function a: Active, Press start / stop

Keterangan : 
- TT = Coil dari timer 
- RT = Coil Reset timer 
- T = kontak timer 
- t = nilai waktu timer 
- x = menunjukkan timer ke-sekian 

Dari gambar dapat di lihat bahwa untuk mengaktifkan timer atau memulai hitungan timer (t) hanya diperlukan satu pulsa pada coil (TT). Bersamaan dengan naiknya logic pada coil saat itu juga lah timer mulai bekerja. Untuk mematikan kontak timer setelah dia bekerja kita harus member 1 pulsa kepada timer melalui coil reset timer (RT). Reset timer juga dapat digunakan mereset nilai timer kembali ke hitungan 0 walau kontak timer belum bekerja.

3. Timer Function C: Off Delay 
Berkebalikan dengan fungsi timer-timer yang dibahas sebelumnya, timer ini akan menunda matinya kontak selama sekian satuan waktu yang ditentukan. Perhatikan timming diagramnya pada gambar di bawah.


Gambar 2.20 Timming diagram Timer Function C: Off Delay

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Kontak (Tx) ikut bekerja bersamaan dengan aktifnya Coil (TTx), namun saat Coil mati kontak masih tetap hidup sampai dengan waktu yang telah ditentukan (t). nilai waktu mulai aktif bersamaan dengan matinya Coil. seperti pada pembahasan sebelumya, sebaiknya pembaca melakukan percobaan agar lebih memahami prinsip kerja dari Timer Function C: Off Delay.

4. Timer Function B: On pulse one shot 
Timer Function B adalah timer yang aktif sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kontak (Tx) akan mulai aktif bersamaan dengan aktifnya Coil (TTx). Aktifnya kontak hanya membutuhkan 1 pulsa sesaat dari Coil. Kita juga dapat mereset timer ini dengan menambahkan Coil Reset (RT). Lebih jelasnya lihat gambar timming diagramnya di bawah.


Gambar 2.21 Timming diagram dari Timer Function B

5. Timer Function W: Timing afte pulse 
Berbeda sedikit dengan Timer Function B, kontak (Tx) timer ini mulai bekerja bersamaan dengan akhir dari pulsa pada Coil (TTx). Lama waktu aktifnya kontak berdasar pada nilai waktu yang kita atur (t). Kita juga dapat mereset timer ini dengan menambahkan Coil Reset (RT). Lebih jelasnya lihat gambar timming diagramnya di bawah.


Gambar 2.22 Timming Diagram Timer Function W

6. Timer Function D: Symmetrical flasing 
Timer ini merupakan timer yang kontaknya (Tx) hidup dan mati selama terus menerus selama Coil timer (TTx) aktif. Seperti timer lainnya durasi (t) hidup dan mati timer dapat diatur. Timer ini dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit pulsa atau sumber clock. Penerapannya dapat digunakan bersama dengan counter (pencacah). Lebih jelasnya lihat gambar timming diagramnya di bawah.


Gambar 2.23 Timming diagram Timer Function D

7. Timer Function PD: Symmetrical flasing, Start / Stop one pulse 
Prinsip kerja timer ini hampir sama dengan Timer Function D, sama-sama menghasilkan pulsa. Yang membedakan adalah agar bekerja timer ini hanya membutuhkan 1 pulsa dari Coil (TTx) sedangkan untuk mematikan juga hanya membutuhkan 1 pulsa dari Coi Reset (RTx). Durasi (t) antar pulsa juga dapat diatur. 


Gambar 2.24 Timming Diagram Timer Function PD

8. Timer Functin T: Time on addition 
Kontak (Tx) dari timer ini akan aktif apabila jumlah akumulasi waktu aktifnya Coil (TTx) sama dengan nilai waktu yang diatur pada timer (t). Misalnya waktu timer diatur 10 detik, pada kesempatan pertama Coil sempat aktif 2 detik. Nilai 2 detik tersebut akan disimpan dan akan dijumlahkan dengan nilai waktu pada kesempatan berikutnya. Setelah jumlah akumulasi aktifnya Coil mencapai nilai waktu yang diatur pada timer maka Kontak timer akan bekerja. Tombol reset berfungsi untuk mereset waktu yang sudah berputar pada timer. Perhatikan gambar timming diagram dari Timer Function T dibawah. Agar lebih memehami cara kerja dari timer ini sebaiknya Anda mencoba membuatnya langsung dan mensimulasikannya.


Gambar 2.25 Timming diagram Timer Function T

9. Timer Function AC: A/C 
Timer ini merupakan timer gabungan dari Timer Function A dan Timer Function C. Karakteristik dari timer ini adalah menunda hidup dari kontak timer sekaligus menunda matinya. Namum besarnya nilai menunda hidup dan nilai menunda mati berbeda, ada 2 nilai waktu yang harus diubah. Perhatikan gambar timming diagram dari Timer Function AC dibawah.


Gambar 2.26 Timming diagram Timer Function AC

10. Timer Function L: Flasher Unit, control held down asynchronous 
Timer Function L mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan Timer Function D, dimana sama-sama menghasilkan pulsa pada kontak (Tx) selama Coil (TTx) aktif. Yang membedakan diantara keduanya adalah bahwa pada Timer Function L durasi aktif (tA) dan durasi mati (tB) dapat diatur berbeda karena besarnya tA dan tB diatur sendiri-sendiri. Perhatikan gambar timming diagram dari Timer Function L dibawah. 


Gambar 2.27 Timming diagram Timer Function L

11. Timer Function I: Flasher Unit, Press to start / stop 
Timer ini bekerja seperti Timer Functio L, kedua timer ini sama-sama menghasilkan pulsa pada kontak (Tx) dengan nilai tA dan tB berbeda yang membedakan adalah untuk mengaktifkan timer ini Coil (TTx) hanya perlu diberi 1 pulsa. Sedangkan untuk mematikan diperlukan 1 pulsa pada Coil Reset (RTx). Perhatikan gambar timming diagram dari Timer Function I dibawah.


Gambar 2.28 Timming diagram Timer Function I




0 komentar:

Posting Komentar